TBM BINTANG

TBM BINTANG
"Belajar Bersama Menggapai Impian"

Apa kabar Anda hari ini ??? Alhamdulillah LUAR BIASA !!

Selasa, 10 Juli 2012

Simulasi Bencana Peserta Bimbel #2


           Simulasi bencana merupakan salah satu kegiatan yang sering dilaksanakan guna meminimalisasi resiko terjadinya bencana seprti gempa, gunung meletus maupun banjir. Masyarakat diberikan pemahaman dan pengalaman tentang perilaku bencana, jalur – jalur evakuasi, pola pikir dan tindakan yang perlu atau tidak perlu dilakukan saat terjadi bencana, memanfaatkan jalur evakuasi, memanfaatkan sistem informasi yang telah dibuat sebelumnya dan yang paling penting adalah memutuskan tindakan yang harus diambil dalam waktu yang singkat itu dengan mental yang baik.
Mengingat resiko bencana yang ada di sekitar Gunung Merapi dan sungai Krasak, maka kecamatan Tempel dengan dibantu personil Rekompak (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Pemukiman Berbasis Komunitas) dan Tagana (Taruna Siaga Bencana) menyelenggarakan simulasi bencana bagi warga kelurahan Lumbungrejo dan Merdikorejo. Simulasi kali ini bertujuan untuk mengurangi dampak adanya bencana gunung meletus dan banjir lahar dingin. Kegiatan dipusatkan di Lapangan Lumbungrejo tempat barak-barak didirikan dan di sungai Krasak tempat dilaksanakannya simulasi ketika lahar dingin menerjang.
Dalam kesempatan ini, sekitar 20 anak bimbel dan 3 orang pendamping diberi kesempatan untuk mengikuti simulasi (Minggu, 8 Juli 2012) kemarin.  Anak-anak ini diminta mengikuti sekenario simulasi yang telah dibuat oleh panitia. Ada beberapa anak yang harus beracting sebagai korban yang penuh luka di sekujur badannya. Untuk mendukung peran tersebut, anak-anak harus dimake up terlebih dahulu oleh pihak penyelenggara. Awalnya hanya sedikit anak yang bersedia dimake up, namun karena antusianya yang luar biasa untuk menjalankan peran yang diberikan, bertambahlah jumlah anak yang dimake up. Tak hanya anak-anak yang dimake up sebagai korban luka, namun ada juga personil dari Tagana yang harus dimake up sebagai orang gila dan pencuri. Ya, di setiap bencana memang memungkinkan adanya orang gila atau pencuri yang menghambat proses evakuasi.
Setelah proses make up selesai, anak-anak ini diminta untuk melakukan simulasi. Walau cuaca panas dan mereka harus berlarian di tengah lapangan, mereka tetap ceria. Setelah simulasi, saatnya makan menu ala pengungsi di barak yang telah didirikan. Makan seadanya juga tak menyurutkan keceriaan anak-anak ini. Setelah simulasi gunung meletus selesai dilakukan, anak-anak ini kemudian menuju sungai Krasak dengan mobil Tagana untuk melanjutkan simulasi bencana lahar dingin.
“Terimaksih ya adik-adik sudah membantu acara ini. Kalian benar-benar hebat!” kata salah satu panitia penyelenggara di akhir acara simulasi.
Tepat pukul 12 siang anak-anak ini kembali meluncur ke Dusun Lodoyong tercinta dengan pengalaman yang luar biasa dan pengetahuan tentang penanganan bancana alam. Semoga dengan mengikuti acara ini mereka bisa menularkan ilmu yang telah didapatnya kepada teman-teman yang tidak bisa mengikuti kegiatan simulasi. Tetap semangat belajar dan isilah liburan sekolah ini dengan kegiatan yang positif! 
Ikha Tyas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar